Class : 6 C
THE SADNESS OF RIRIN
There was a girl named Ririn Berliana . She attended elementary Nations Development I. Ririn is a transfer student from Banten , and only 2 years old at this new school . She is known to be very quiet and shy , is also highly unpopular among the student / student at her school . Ririn still not familiar with the kids around, modern and very different from her old school . Therefore, since entering the school, she was very quiet and never got a friend . In addition , pupils thought he was a model student attitudes, achievemen , and other things that his friends saw in Ririn.
In the afternoon at the break , Ririn was reading a book in class in a state so silent . None of the students in the class in addition to Ririn . Then , Ririn out of class to go to the bathroom . Without his knowledge , the boys entered the class. Whatever he does there , is not known by Ririn .
Then , when Ririn back to the classroom , she heard a woman scream from outside the class . Turns out , it was a Olivia screaming, her classmates known as a gossiper . She likes to spread things that are not true , especially about Ririn and he also included a whiny child because her parents treat her like a queen . Indeed , her relatives were in elementary school principal , Ririn but even not like his behavior is immature and always ordered the others.
" Who took my money ? ! Come on , admit it ! " Olivia said with a red face . " I'm sure I put it in the bag , so it might not go away !" . Then , some students look to Ririn , with a serious face and brow perming . " Ah ! Of course ! ! Ririn , you are in the latter class , surely ye who stole it ! "Said Olivia accuses Ririn . His face was angry that scary at all . Then , all students constantly mock and accuse , such as attacking with a weapon Ririn mouth tense . Ririn 's face became red with embarrassment , stood with a sigh many times , to prevent the tears did not fall . Then , he put the bag and out of the classroom and down the stairs . When downstairs , Ririn go to the staff room to ask for permission to go home to his homeroom teacher , Mr. Pandu . As he walked home , Ririn think , why all the students hate and yelled at her ? Is she wrong ? Or maybe they are wrong ? It was all swirling in Ririn's mind
.
Finally , Ririn when he got home , she locked himself in his room . Then , Ririn issued a cry that she could not stand it. Her cries were heard through out the house . At night, she did not receive dinner and do not want to exit the room . In fact , when her parents had gone home , Ririn do not want to greet them . He was very depressed and lost it by the word of his friends . After a long persuaded his parents to speak , finally Ririn limp out of the room with his face , clad former tears .
" Ririn , do not be anxious simply because your friends. Your friends do not let it affect your life . Just a little ribbing , you have to cry ... Come on , trust left alone ! " Dad 's advice . " Yeah , try to communicate with my friends in the class . Try to be confident , you will surely be happy and cheerful after that , " Mom said , patting the back Ririn . Ririn nodded , and went to sleep after a long sigh .
The next day , Ririn enter the classroom with feelings of anxiety . He will be afraid of being ridiculed again , but fortunately he had the idea to argue for what happened yesterday . Then , Olivia entered the class with flushed face . All ' friends approached Olivia teman'nya with feelings of anxiety . Apparently , it is the wrong Olivia . He suddenly shouted , " Ririn ! ! ! ! Sorry , yes ! " . Ririn surprised and dealing with Olivia . " I was wrong ! Apparently, my brother Rico who sat in the eighth grade who took my money ! I'm sorry about this misunderstanding yes , Ririn ! ! ! " He said .
" Yes , Ririn . We also apologize . Initially , we thought you were arrogant , it turns out we're the wrong, "replied Mayang , one of the other students in the class . " Oh, I see . It's okay, I 'm sorry , " said Ririn explained .
" I suppose , since the 4th grade , you just arrogant and conceited because of your grades good , while bad my grades . You discipline and a lot of achievements . I became envious and almost spiteful , so I'm always spreading bad things about you , "Olivia said . " Well , from now on , Ririn is a good friend in this class . We must respect each other and work together , "said Mayang aloud . " Yes ! " Said all students / 6 C grader excited . After the incident , Ririn endeared her friends because they know that Ririn is not the arrogant and haughty , but she is friendly and kind .
Thank you for reading, after all, the original print is Indonesian, so i just go to google translate and copy this translation, sorry if the english is not that good~ This is the original print...
Kelompok : Zahra, Tyas, Dinda, Cantika, Aldi, Putra, Sendi
Kelas : 6 C
KESEDIHAN RIRIN
Ada seorang gadis bernama Ririn Berliana. Dia bersekolah di SD Bina Bangsa I. Ririn adalah murid pindahan dari Banten, dan baru 2 tahun lamanya di sekolah baru ini. Dia terkenal sangat pendiam dan pemalu, juga sangat dibenci dikalangan siswa/siswi di sekolahnya. Ririn masih tidak terbiasa dengan anak-anak disekitarnya, modern dan sangat berbeda dari sekolah lamanya. Oleh karena itu, sejak masuk sekolah, dia sangat pendiam dan tidak pernah mendapat teman. Selain itu, murid-murid sekolah mengira dia adalah murid teladan dari sikap, prestasi, dan hal-hal lain yang teman-temannya lihat dari diri Ririn.
Siangnya saat istirahat, Ririn sedang membaca buku di kelasnya dalam keadaan begitu hening. Tidak ada satupun murid di kelas selain Ririn. Lalu, Ririn keluar kelas untuk ke kamar mandi. Tanpa sepengetahuannya, seorang murid laki-laki memasuki kelasnya. Apapun yang dilakukannya disana, tidak diketahui oleh Ririn.
Kemudian, saat Ririn kembali ke kelas, dia mendengar jeritan perempuan dari luar kelasnya. Ternyata, itu adalah jeritan Olivia, teman sekelasnya yang terkenal sebagai penggosip. Dia suka menyebarkan hal-hal yang tidak benar, khususnya tentang Ririn dan dia juga termasuk anak yang cengeng karena orang tuanya memperlakukan Olivia seperti ratu. Memang, kerabatnya adalah kepala sekolah di SD ini, tetapi bahkan Ririn tidak suka dengan tingkah lakunya yang tidak dewasa dan selalu memerintahkan orang lain.
“Siapa yang mengambil uangku?! Ayo, akuilah!!” kata Olivia dengan wajah merah padam. “Aku yakin sudah menaruhnya di tas, jadi tidak mungkin bisa hilang sendiri!!”. Lalu, beberapa murid menengok ke Ririn, dengan wajah serius dan alis yang mengeriting. “Ah! Tentu saja!! Ririn, kamu yang terakhir berada di kelas, pasti kamulah yang mencurinya!” ujar Olivia menuduh Ririn. Wajahnya yang sedang marah itu menakutkan sekali. Lalu, semua murid mengejek dan terus menerus menuduh, seperti menyerang Ririn dengan senjata mulut yang mencekam. Wajah Ririn menjadi merah karena malu, berdiri dengan menarik nafas panjang berkali-kali, untuk mencegah agar air matanya tidak turun. Kemudian, dia memakai tas dan keluar kelas, lalu menuruni tangga. Saat di lantai bawah, Ririn pergi ke ruang guru untuk meminta izin pulang kepada wali kelasnya, Pak Pandu. Saat dia berjalan pulang, Ririn berpikir, mengapa semua murid membenci dan memaki-makinya? Apakah dia yang salah? Atau mungkin mereka yang salah sangka? Itu semua berputar-putar dipikiran Ririn.
Akhirnya, sesampainya di rumah Ririn, dia mengurung diri di kamarnya. Lalu, Ririn mengeluarkan tangisan yang sudah tidak bisa ia tahan. Tangisannya terdengar sampai keluar rumahnya. Saat malam, dia tidak menerima makan malam dan tidak mau keluar kamar. Bahkan, saat orang tuanya sudah pulang, Ririn tidak mau menyapa mereka. Dia sangat tertekan dan sudah tidak tahan lagi oleh perkataan teman-temannya. Setelah lama dibujuk orang tuanya untuk berbicara, akhirnya Ririn keluar kamar dengan wajah lemas, dibalut bekas air mata.
“Ririn, jangan menjadi resah hanya karena teman-temanmu. Teman-temanmu itu jangan dibiarkan memengaruhi hidupmu. Hanya ejekan sedikit saja, kamu sudah menangis… Ayo, percaya dirilah!” nasehat Ayah. “Iya, berusahalah untuk berkomunikasi dengan kawan-kawan di kelas. Berusahalah menjadi percaya diri, tentunya kamu akan bahagia dan ceria setelah itu,” ujar Ibu, menepuk punggung Ririn. Ririn mengangguk-angguk, dan pergi tidur setelah menghela nafas panjang.
Esoknya, Ririn memasuki kelas dengan perasaan cemas. Dia takut nanti akan diejek lagi, tetapi untungnya dia mempunyai ide untuk berpendapat atas kejadian kemarin. Lalu, Olivia masuk kelas dengan wajah merah padam. Semua ‘teman-teman’nya menghampiri Olivia dengan perasaan cemas. Rupanya, memang Olivia yang salah sangka. Dia tiba-tiba berteriak, “Ririn!!!! Maaf, ya!!”. Ririn terkejut dan berhadapan dengan Olivia. “Aku yang salah! Ternyata, kakakku Riko yang duduk di kelas delapan itu yang mengambil uangku!! Maafkan aku tentang kesalahpahaman ini ya, Ririn!!!” ujarnya.
“Ya, Ririn. Kami juga minta maaf. Awalnya, kami kira kamu itu sombong, ternyata kamilah yang salah sangka,” jawab Mayang, salah satu murid lain di kelasnya. “Oh, begitu. Tidak apa-apa kok, aku maafkan,” kata Ririn menjelaskan.
“Aku kira, sejak kelas 4, kamu hanya sombong dan angkuh karena nilaimu bagus, sedangkan nilaiku jelek. Kamu disiplin dan banyak berprestasi. Aku menjadi iri dan hampir dengki, sehingga aku selalu menyebarkan hal jelek tentangmu,” kata Olivia. “Baiklah, mulai sekarang, Ririn adalah teman baik di kelas ini. Kita harus menghormati satu sama lain dan bekerja sama,” ujar Mayang dengan lantang. “Ya!” ujar semua siswa/siswi kelas 6 C bersemangat. Setelah kejadian itu, Ririn disenangi teman-temannya karena mereka mengetahui bahwa Ririn bukanlah orang yang sombong dan angkuh, melainkan orang yang ramah dan baik hati.
See ya next time~ ZAHRA
0 comments^^:
Posting Komentar